, Singapore
400 view s
Photo by Ben Soyka via Unsplash.

Ekosistem, data kunci bagi bank untuk mengimbangi disruptor

Bank harus menjadi pilihan utama nasabah, menurut analis.

Bank yang ingin tetap kompetitif harus berjuang untuk menjadi bank pilihan utama nasabah, menurut seorang pakar.

Isaac Tan, mitra di Boston Consulting Group (BCG), mengatakan bahwa bank harus merombak strategi mereka dengan memulai dari memenangkan hubungan utama dengan nasabah.

"Saat ini, bank semakin menjadi utilitas sebagai penyedia neraca. Bagaimana bank melampaui itu untuk memberikan nilai tambah? Melalui koneksi manusia dan posisi sebagai penasihat," kata Tan, berbicara kepada peserta Asian Banking & Finance Forum Malaysia 2024 yang diadakan di DoubleTree by Hilton Kuala Lumpur.

Ekosistem

Kunci untuk mencapai hal ini adalah dengan mengembangkan ekosistem. Namun, bagi banyak bank, membangun kemitraan ekosistem masih menjadi tantangan, kata Tan.

Keuangan yang embedded adalah salah satu jawabannya.

“Bank perlu memikirkan permainan apa yang ingin dimainkan dalam kemitraan ekosistem. Banyak pembicaraan tentang keuangan embedded. Bagaimana bank menyematkan sesuatu dalam ekosistem lain?” kata Tan.

“Bank saat ini berbicara tentang e-commerce embedded.. yang merupakan upaya bank untuk menciptakan platform e-commerce di saluran mereka sehingga nasabah dapat melakukan e-commerce dan perbankan di platform yang sama,” tambahnya.

Namun, Tan memperingatkan bahwa bank harus menemukan strategi yang tepat. Semuanya masih dalam mode friendly-model, menurut Tan, tanpa "musuh yang jelas." Ini berarti bahwa di masa depan, “teman-teman” ini juga dapat menjadi musuh bagi bank.

Di saat yang sama, pesaing di suatu bidang bisa menjadi mitra yang memungkinkan bank untuk melakukan lebih banyak.

Data

Generasi nasabah yang baru ingin berinteraksi secara online. Sekitar 7 dari 10 (70%) nasabah ingin berhubungan dengan bank mereka secara online dan menginginkan semua kebutuhan perbankan mereka dilakukan secara digital, menurut Tan.

Meski keamanan menjadi perhatian, namun nasabah bersedia berbagi data mereka dengan bank jika mereka percaya hal itu dapat memberikan nilai tambah.

“Data untuk nilai sangat penting. Bagaimana bank harus  menciptakan brand yang relevan bagi mereka? Ini tidak lagi hanya tentang kepercayaan pada bank. Ini juga tentang branding dan alasan yang bisa mereka lihat sebagai tujuan,” kata Tan.

Ekspektasi pun telah berubah: bank diharapkan mencari cara baru untuk melakukan berbagai hal, baik itu perbankan terbuka, pencegahan kejahatan finansial, perlindungan konsumen, atau privasi data, tambah Tan.

 

BCA menjalankan komitmen terhadap keuangan berkelanjutan

Bank asal Indonesia ini mempertimbangkan aspek lingkungan dan tata kelola dalam keputusan pemberian pinjaman.

Platform pembayaran PingPong memperoleh lisensi PJP di Indonesia

PingPong mengincar ekspansi ke pasar ekspor senilai $320 miliar di negara tersebut.

Margin yang lebih tinggi dan biaya operasional rendah mendukung pertumbuhan laba Bank Central Asia di kuartal II

Laba bersih bank di semester I tahun ini $1,65 miliar, 11% lebih tinggi dibandingkan semester I 2023.

BRI melaporkan laba sebesar $1,83 miliar (Rp29,9 triliun) pada kuartal II

Direktur Utama Sunarso menyanjung distribusi kredit dan DPK bank.

Ekosistem, data kunci bagi bank untuk mengimbangi disruptor

Bank harus menjadi pilihan utama nasabah, menurut analis.

Pinjaman baru Indonesia meningkat pada kuartal kedua (Q2)

Penyaluran pinjaman baru diperkirakan akan terus tumbuh pada kuartal ketiga (Q3).

Bagaimana CIMB menggunakan otomasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan

CIMB mengotomatisasi 10 proses pada 2023, yang setara dengan penghematan 17.

Analis: Biarkan bank-bank kecil Cina gagal

Cina seharusnya mengikuti langkah Spanyol dan membentuk dana cadangan untuk menghadapi kebangkrutan.

Analitik data menjadi kunci keuntungan dan retensi bank digital di Asia Tenggara

Setelah daya tarik dan reward yang diberikan, nasabah bank digital cenderung kembali ke bank lama mereka.